Blogger Jateng

SINOPSIS Mahaputra Episode 379


Seorang pria menyuruh Pratap untuk pergi ke Tulsi Deora jika ia ingin bertemu dengan Tulsidas ji. Pratap memutuskan untuk pergi kesana. Aku akan menunggunya di sana karena aku ingin berkat-Nya.

Rukaiya menunjukkan kalung pada Akbar. Aku harap kamu memakaikannya untuk ku dengan tangan mu sendiri. Akbar setuju. Dia bertanya apakah dia telah memutuskan untuk bertemu Ajmer rekan Baba. Akbar setuju untuk pergi. aku juga perlu restunya.

Maham Anga mengejek Salima. Dia melemparkan mu keluar seperti simpanan. kamu mencoba untuk mengajari ku. lihat apa yang terjadi dengan mu! Ini layak untuk mu . Salima meminta nya untuk berhenti. Jangan pergi dari sisi ku sekarang. Tolong bombing aku, apa yang harus aku lakukan sekarang. akyu tidak mengerti apa-apa. aku tidak bisa memikirkan ide apapun. Maham Anga mengatakan kamu selalu memikirkan sesuatu atau yang lain. kamu juga telah membimbing Shehanshah dalam hal politik. Salima meminta untuk tidak menggosok garam ke luka-lukanya. Tolong bantu aku. Maham Anga memiliki ide tapi, tapi aku tidak yakin apakah kamu akan mampu untuk menerapkannya. Nikahi Bairam Khan! Salima terkejut. Apakah kamu kehilangan pikiran mu? Maham Anga mengatakan akan membuat Jalal menjadi gila. Dia akan kehilangan ketenangannya setelah dia tahu bahwa kamu telah menjadi orang lain sekarang. Pria tidak menghargai apa yang mereka dapatkan dengan sangat mudah. Ketika kamu akan pergi lebih dekat ke Bairam Khan kemudian Jalal akan mendambakan untuk mendapatkan mu. Salima membuat dia mengulangi kata-katanya. Dia menyukai rencana itu. Bairam Khan miskin ! Maham Anga mengatakan terserah kepada mu siapa menjadi orang miskin di sini - Bairam Khan atau kamu. Salima tersenyum.

Pratap mencapai rumah Tulsidas ji. Dia menyentuh dinding dari luar dan dapat mendengar gema Ram. Dia melangkah kedalam setelah melepas sandalnya. Dia mendengar Ram setiap kali ia menyentuh dinding lainnya. Dia melihat Shree Ram, Sita ji, Laxman ji dan idola Hanuman ji. Dua murid bertanya sedang apa dia disini. Pratap bilang aku ingin bertemu Tulsidas ji. Dapatkah aku melihatnya? Salah satu murid menjawab bahwa tidak ada yang dapat memperbaiki waktu bertemu dengannya. Dia bisa bertemu segera jika Ram ji menginginkannya atau mungkin dia tidak akan bertemu dengan mu sama sekali. Apapun yang terjadi sesuai keinginan Ram ji. Pratap yakin Ram ji pasti ingin dia untuk bertemu dengan Tulsidas ji. Ia melihat "Satyam Shivam Sundaram" yang ditulis di sini. Apakah  Tulsidas ji menulisnya? seorang murid membantah. ini ditulis oleh Tuan Shiva. Pratap kagum pada kehebatan Tulsidas ji. Dia mendengar seseorang berkata bahwa Tulsidas ji tidaklah besar, tapi Ram ji yang besar. Pratap berbalik dan melihat Tulsidas ji. Shiv ji, Hanuman ji besar. aku hanya media. Aku hanya mengikuti apa yang dia ingin aku lakukan. Pratap akhirnya melihat dia. Pratap melipat tangan di depannya dan kemudian berlutut di kakinya. Tulsidas ji memberkati dia dan kemudian melakukan puja-nya. Ia kembali mengangguk.

Massi datang untuk menemui Ajabde. Kenapa kamu sedih? kamu harus selalu senang karena ada bayi di dalam perut mu. Pikiran ny akan mempengaruhi bayi mu juga. Apa yang akan Pratap pikir jika dia melihat mu seperti ini? Ajabde terlihat murung. Massi bertanya padanya apakah dia belum memberitahu Pratap. Kamu tidaknmelakukannya dengan benar. Apa yang terjadi di antara kalian berdua? Ajabde menjawab bahwa Pratap begitu asyik dengan Tulsidas ji dan pengabdiannya untuk Ram ji dan aku tidak bisa bilang apa-apa. Amma ji bertanya padanya apakah dia ingin suaminya untuk meninggalkan dia dan menjadi sanyasi? Ajabde menyangkal. Aku bahkan tidak bisa membayangkan hidup tanpa dia. aku akan mati. aku tidak mengerti apa yang harus aku lakukan!

Tulsidas ji menyebut nama Pratap. aku merasa jauh lebih bahagia dari apa yang aku rasakan saat ini. Pratap melihat nya terharu (sambil menangis). Kau tahu namaku? Tulsidas ji menjawab bahwa bukan hanya aku, satu hari seluruh dunia akan tahu tentangmu. Berani Pratap! Pratap bingung. aku tidak bisa mengerti apa-apa. Akhir-akhir ini, aku telah merasa sangat gelisah. Aku merasa seolah-olah tidak ada arah, ada misi yang tersisa dalam hidup. Aku datang padamu untuk mencari tahu jawaban untuk pertanyaan ku. Tolong bantu aku. Tulsidas ji mengangguk. kamu pasti akan mendapatkan jawaban mu jika Shree Ram ji menginginkannya. silahkan bawa Shiv ji ini Prasad. Pratap lebih bingung. Tulsidas ji menjelaskan bahwa Pratap adalah dari garis keturunan Ram ji, dan Ram ji adalah segalanya. Pratap melipatan tangannya dengan sopan. Jangan membuat ku begitu besar dengan menunjukkan garis keturunan. aku tidak terlalu baik. 

Massi berkata pada Ajabde untuk melakukan sesuatu. Ini bukan waktunya untuk menangis. Semua laki-laki seperti itu. Setiap orang jatuh pada sanyas sekali dalam hidup. buat sesuatu yang bagus untuk nya dan berpakaian dengan baik. Layani dia dengan makanan. Berbagi kabar baik dengan nya ketika ia mulai makan. Dia tidak akan memikirkan hal lain setelah kamu mengatakan padanya. aku berbicara atas pengalaman. Ikuti saja saran ku dan semuanya akan baik-baik saja.

Pratap bilang aku tidak bisa memahami tujuan hidup kua sampai sekarang tapi sekarang aku telah memahami apa yang ingin aku lakukan. Beri aku deeksha. aku ingin mendedikasikan seluruh hidup ku dalam pengabdian pada Shree Ram ji seperti mu. Tulsidas ji menghormati niatnya. Tapi tidak setiap jalan adalah untuk semua orang, apakah itu pengabdian atau kekuatan. Jadi, kita harus memilih jalan bijak bahwa ia / dia ingin mengikuti kehidupan. Apakah kamu memutuskan untuk mengikuti jalan ini? Pratap menegaskan. Tulsidas ji menunjukkan bahwa Pratap menikah. Akankah istri mu membiarkan mu untuk memilih jalan ini? Pratap menjawab bahwa ia harus mengambil deeksha jadi mengapa dia harus meminta izin dari istrinya untuk itu. Tulsidas ji berbicara tentang aturan. Seorang pria yang sudah menikah harus meminta izin dari istrinya sementara seorang pria yang belum menikah harus meminta izin ibunya. Kitab Suci hanya membiarkan mereka yang benar-benar bebas dari segala tanggung jawab mereka. Akankah istri mu membebaskanmu dari tanggung jawabmu?

Ajabde bersiap-siap untuk Pratap.

Pratap mengatakan aku mengetahui istri ku dengan baik. Setiap kata yang aku katakan padanya adalah seperti batu. Dia meninggalkan semua kemewahan istana dengan perintahku. Tidak diragukan lagi, dia adalah istri yang baik yang mendedikasikan dirinya untuk suaminya di setiap arti sebenarnya. Tulsidas ji setuju. Bawa dia kepadaku. aku ingin mendengar itu dari nya. Pratap pergi untuk membawa Ajabde.

Tulsidas ji ingat kata-kata Massi dan tersenyum melihat cermin. Dia menempatkan vermilion di dahinya. Lebih baik mati daripada hidup tanpa mu Pratap. Ajabde gembira memasak makanan untuk Pratap. Dia juga menyentuh perutnya. Pratap pulang. Dia terkejut melihat nya mengenakan pakaian seperti itu. Apakah ada sesuatu yang istimewa? Ajabde menyangkal. kamu terlihat benar-benar senang hari ini. Apakah ada beberapa berita khusus? Apakah kamu mendapatkan kesempatan untuk bertemu Tulsidas ji? Pratap mengangguk. Kamu mengenalku dengan baik. Ada kabar lain yang aku ingin katakana padamu. Dia juga mengatakan hal yang sama. Tapi tolong makan dulu. Dia duduk untuk makan. kamu telah mengatakan padaku bahwa aku akan mencari tahu tujuan hidup ku segera. aku telah menemukan itu. aku sangat senang hari ini. Ajabde ingin berbagi kabar baik dengan nya. aku ingin melihat reaksi mu. Dia memintanya untuk bersumpah. aku ingin mengambil deeksha. Ajabde tertegun.

Precap: Tulsidas ji bertanya pada Pratap apakah tanggung jawabnya hanya terbatas pada keluarganya. kamu memegang tanggung jawab terhadap seluruh umat manusia. Aku bisa melihat kekalahan yang sangat berbahaya. kamu harus pergi ke Chittor segera. selamatkan tanah mu. BACA SELANJUTNYA || SINOPSIS Mahaputra Episode 380